Presiden Joko Widodo Meresmikan MRT
Presiden Jokowi telah meresmikan transportasi massa MRT atau akronim dari Moda Raya Terpadu, Jakarta tahap pertama rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI), pada minggu pagi, 24 Maret 2019.
Presiden juga merencanakan dan merancang pembangunan tahap kedua MRT rute Bundaran HI-Kota.
“Hari ini sebuah peradaban baru akan kita mulai, yakni dengan dioperasikannya MRT di DKI Jakarta, fase pertama,” sambut Presiden Jokowi pada pidatonya.
Dalam pidatonya, Presiden juga menyatakan: “Ini adalah sebuah budaya baru, karena yang merupakan pertama di Indonesia, MRT,” katanya, yang disambut sorak-sorai warga yang memadati Bundaran HI.
Presiden Jokowi Nampak kehausan, Ia menenggak air mineral dari botol yang diberikan oleh sang ajudan. Dari atas panggung, Presiden Jokowi nampak berswafoto ria dengan masyarakat yang ada di bawah. Banyak sekali warga yang berebut menyerahkan ponselnya kepada Presiden Jokowi agar bisa selfie dengan beliau.
Warga kian berebut dan mendekat untuk bersalaman dan berselfie dengan Presiden Jokowi. Sehingga perjalanannya menuju panggung terhambat dan lambat sekali. Setiba dipanggugn, beliau mengambil handuk kecil dan mengelap lehernya yang berpeluh berkali-kali.
Seperti yang kita tahu, Presiden Jokowi, hari Minggu lalu, telah meresmikan MRT Jakarta di Bundaran HI. Sebelum peresmian, Jokowi harus MELEWATI LAUTAN manusia yang berkumpul di Bundaran HI. Kehadiran Jokowi membuat suasana di sekitar Bundaran HI makin ramai dan jelas beliau adalah bintangnya.
Berapa Banyak Perkiraan Penumpang MRT di Awal Launching?
Pada sambutannya, Gubernur DKI Jakarta mengatakan, sejauh ini sudah dituntaskan 13 stasiun di sepanjang rute pertama Lebak Bulus- Bundaran HI.
MRT akan mulai beroperasi dengan delapan rangkaian, mulai pukul 05.30 pagi hingga 22.30 malam WIB, selama Maret dan April 2019.
“Insya Allah, sesudah 1 April, rangkaian akan bertambah menjadi 16 serta jam operasional akan ditambah dari jam 05.00 pagi hingga jam 12 malam,” Ucap Anies.
Anies memprediksi, jumlah penumpang di hari awal adalah 65 ribu orang, serta secara bertahap akan meningkat menjadi 130 ribu per hari.
Mengapa MRT diberi nama ‘Ratangga’?
Di hadapan masyarakat DKI, Gubernur Jakarta mengatakan MRT Jakarta akan diberi nama “Ratangga”. Saat meresmikan Ratangga sebagai nama rangkaian MRT Jakarta pada Desember 2018 lalu, Dia menyebut nama itu “bukan sekadar nama tanpa makna. Nama membawa pesan penuh makna.”
Sejumlah laporan menyebutkan, pemberian nama Ratangga terinspirasi oleh puisi yang ada pada kitab Arjuna Wijaya dan kitab Sutasoma karya sang Mpu Tantular. Dalam bahasa Jawa kuno, Ratangga memiliki arti kereta perang yang identik dengan kekuatan dan pejuang.
Anies juga mengatakan MRT sudah terintregrasi dengan moda transportasi Trans Jakarta, dan nantinya direncanakan terhubungan dengan Commuter Line dan kereta api. Di hadapan masyarakat yang memadati Bundaran HI, Anies menyebut sejumlah nama gubernur, yang disebutnya berperan dalam pembangunan MRT, termasuk Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Kapan Tarif MRT Diputuskan?
Selesai mengikuti peresmian MRT tahap pertama, Gubernur DKI Jakarta mengatakan, besaran tarif MRT akan disepakati pada Senin, 25 Maret 2019.
“Meskipun (tarif) sudah disepakati, tapi belum diketok kesepakatannya, sudah nanti diketoknya hari Senin, adanya etikanya ya, diumumkan setelah ditetapkan,” ujar Anies kepada wartawan.
Anies mengatakan, nominal besarnya tarif dari MRT telah dipegang oleh Pemprov DKI Jakarta dan akan diberlakukan setelah MRT beroperasi secara komersil per tanggal 1 April 2019. Harga dari setiap stasiun telah dikantongi olehnya, dan diumumkan senin, 25 Maret 2019. Sebelumnya, Pemprov DKI telah dilaporkan mengusulkan tarif rata-rata Rp 10.000 per penumpang.